Yesus mengutus tujuh puluh murid untuk mewartakan kabar gembira dan mengusir roh-roh jahat. Kebersamaan kolektif dari tujuh puluh murid dalam mewartakan Kerajaan Allah dapat menjadi model kerja sama dalam melakukan hal-hal yang benar dan baik demi kemajuan pelayanan.
Pekan Biasa XXVI, Peringatan Wajib St. Hieronimus, Warna Liturgi Putih
Bacaan Pertama: Nehemia 8:1-4a.5-6.7b-12
Mazmur Tanggapan: Mazmur 19:8-11
Bacaan Injil: Lukas 10:1-12
Ezra membuka Kitab dan memuji Tuhan. Maka seluruh umat menjawab, "Amin! Amin!
Sesudah kembali dari pembuangan, orang-orang Israel telah menetap kembali di kota-kota mereka. Lalu pada bulan ketujuh berkumpullah seluruh rakyat di lapangan di muka Gerbang Air di Yerusalem. Mereka meminta kepada Ezra, ahli kitab, supaya membawa Kitab Taurat Musa, yakni kitab hukum yang diberikan Tuhan kepada Israel. Dan pada hari pertama bulan ketujuh itu Imam Ezra membawa Kitab Taurat itu ke depan jemaat, pria, wanita dan semua yang dapat mendengar dan mengerti. Ia membacakan beberapa bagian dari kitab itu di halaman di depan Gerbang Air dari pagi sampai tengah hari di depan pria, wanita dan semua orang yang dapat mengerti. Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan pembacaan Kitab Taurat itu. Adapun Ezra, ahli kitab, berdiri di atas mimbar kayu yang dibuat khusus untuk peristiwa itu. Ia membuka kitab itu di depan mata seluruh umat, karena ia berdiri lebih tinggi dari semua orang. Pada waktu ia membuka kitab semua orang bangkit berdiri. Lalu Ezra memuji Tuhan, Allah yang mahaagung, dan semua orang menjawab, “Amin! Amin,” sambil mengangkat tangan. Kemudian mereka berlutut, dan sujud menyembah Tuhan dengan muka sampai ke tanah. Para Lewi menjelaskan hukum itu kepada jemaat, sementara rakyat berdiri di tempatnya. Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan, sehingga pembacaan dimengerti. Lalu Nehemia, kepala daerah, dan Imam Ezra, ahli kitab, serta orang-orang Lewi yang mengajar jemaat, berkata kepada seluruh hadirin, “Hari ini adalah kudus bagi Tuhan Allahmu. Kalian jangan berdukacita dan menangis!” Karena semua orang itu menangis, ketika mendengar kalimat-kalimat Taurat. Lalu berkatalah Nehemia kepada mereka, “Pergilah, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis; dan berikanlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa! Sebab hari ini kudus bagi Tuhan kita. Janganlah bersusah hati, tetapi bersukacitalah karena Tuhan, sebab sukacita karena Tuhanlah perlndunganmu.” Juga orang-orang Lewi menyuruh semua orang itu diam dengan kata-kata, “Tenanglah! Hari ini hari kudus. Jangan bersusah hati!” Maka pergilah semua orang untuk makan dan minum, untuk membagi-bagi makanan dan berpesta ria, karena mereka mengerti segala sabda yang diberitahukan kepada mereka.
Demikianlah Sabda Tuhan.
Ref. Sabda-Mu ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan.
Semoga damaimu menyertai dia.
Pada waktu itu Tuhan menunjuk tujuh puluh dua murid. Ia mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Berkatalah Ia kepada mereka, “Tuaian banyak, tetapi pekerjanya sedikit! Sebab itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, agar ia mengirimkan pekerja-pekerja ke tuaian itu. Pergilah! Camkanlah, Aku mengutus kalian seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. Kalau memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu, ‘Damai sejahtera bagi rumah ini’. Dan jika di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal padanya. Tetapi jika tidak, maka salammu kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Jika kalian masuk ke dalam sebuah kota dan diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ. Dan katakanlah kepada mereka, ‘Kerajaan Allah sudah dekat padamu’. Tetapi jika kalian masuk ke dalam sebuah kota dan tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah, ‘Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu. Tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat’. Aku berkata kepadamu, pada hari itu Sodom akan lebih ringan tanggungannya daripada kota itu
Demikianlah Injil Tuhan.
Yesus mengutus tujuh puluh murid untuk mewartakan kabar gembira dan mengusir roh-roh jahat. Kebersamaan kolektif dari tujuh puluh murid dalam mewartakan Kerajaan Allah dapat menjadi model kerja sama dalam melakukan hal-hal yang benar dan baik demi kemajuan pelayanan. Pelayanan dapat menjadi efektif dan berdaya guna bila semakin banyak orang tergerak hatinya untuk memberikan diri dengan rela hati.
“Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu, mintalah kepada Tuhan yang empunya tuaian, supaya ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala” (Luk. 10:2-3). Yesus mengingatkan para rasul bahwa pekerjaan pelayanan sangatlah banyak, tetapi pelayanan terbatas. Karena itu, setiap orang yang dibaptis diundang untuk terlibat dengan hati yang gembira dalam persekutuan pelayanan agar semakin banyak orang terjangkau dan mengenal Tuhan.
Meski demikian, para pelayanan yang diutus dapat juga mengedepankan sikap kewaspadaan yang tinggi dalam merasul, karena mereka akan dihadapkan dengan berbagai tantangan. Tidak semua orang dapat terbuka untuk menerima ajakan dan ajaran mereka. Meski demikian, para murid tidak perlu galau. Mereka tetap harus menampilkan wajah Kerajaan Allah dengan sikap yang sabar, tenang dan humanis. Dengan sikap-sikap demikian, mereka dapat mengelola dan menghadapi setiap tantangan pelayanan dengan baik, yang mampu menghadirkan penghiburan dan sukacita Injil.
orang Yahudi haus akan firman Tuhan dan rindu akan siraman rohani melalui imam Ezra. Disamping membacakan, imam menjelaskan pula makna firman itu. Mereka dalam keadaan yang serba terbatas dan karenanya masih perlu bekerja keras untuk memulihkan keadaan negeri yang luluh lantak akibat pendudukan asing. Kendati demikian mereka harus bergembira karena hari itu adalah kudus; Allah hadir di tengah umat-Nya melalui firman yang dibacakan itu (Neh 8:12).
Pesan serupa disampaikan juga kepada murid-murid yang diutus Yesus untuk membawa kabar gembira kepada setiap rumah yang mereka kunjungi, “Damai sejahtera bagi rumah ini" (Luk 10:5). Siapa yang menerima pemberita Injil itu, mengalami damai sejahtera dan sukacita karena, “Kerajaan Allah sudah dekat” (Luk 10:9). Berita itu berasal bukan dari manusia melainkan dari Allah sendiri. Yesus mengingatkan bahwa tugas perutusan itu tidak mudah, sebaliknya penuh tantangan dan bahaya. “Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala" (Luk 10:3).
Maka mereka tidak perlu kuatir akan keamanan dan keselamatan mereka dalam menjalankan tugas perutusan itu. Segala yang mereka butuhkan ditanggung dan dijamin oleh Yesus yang mengutus mereka “sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya” (Luk 10:7).
Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, berkali-kali Engkau bersabda melalui para nabi. Tetapi pada pribadi Yesus Kami imani Dialah Sabda-Mu yang menjelma, warta gembira bagi sekalian orang segala zaman. Kami mohon agar selalu siap sedia mendengarkan sabda-Mu dengan iman dan penuh perhatian, serta mewartakan-Nya kepada siapa saja. Amin.