Santo Paulus menyampaikan ungkapan hatinya tentang betapa berharganya umat yang dilayani. Ia rela melakukan apa pun demi mereka. Manusia itu berharga, melebihi apa pun. St. Paulus tentunya belajar dari Kristus yang menunjukkan dengan tegas betapa berharganya manusia di hadapan Allah.
Pekan Biasa XXX, Warna Liturgi Hijau
Bacaan Pertama: Roma 9:1-5
Mazmur Tanggapan: Mazmur 147:12-15.19-20
Bait Pengantar Injil: Yohanes 10:27
Bacaan Injil: Lukas 14:1-6
Aku rela terkutuk demi saudara-saudaraku.
Saudara-saudara, demi Kristus aku mengatakan kebenaran, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. Bahkan aku rela terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku menurut daging. Sebab mereka itu adalah orang Israel.
Mereka telah diangkat menjadi anak Allah, telah menerima kemuliaan dan perjanjian-perjanjian, hukum Taurat, ibadat dan janji-janji. Mereka itu keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias sebagai manusia, yang mengatasi segala sesuatu. Dialah Allah yang harus dipuji selama-lamanya. Amin.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur Kepada Allah.
Ref. Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem.
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan, Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.
Siapakah yang anak atau lembunya terperosok ke dalam sumur tidak segera menariknya keluar meski pada hari Sabat?
Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua orang yang hadir mengamat-amati Dia dengan seksama. Tiba-tiba datanglah seorang yang sakit busung air berdiri di hadapan Yesus.
Lalu Yesus bertanya kepada para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, "Bolehkah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?" Tetapi mereka semua diam saja.
Lalu Yesus memegang tangan si sakit itu dan menyembuhkannya serta menyuruhnya pergi. Kemudian Ia berkata kepada mereka, "Siapakah di antara kalian yang anak atau lembunya terperosok ke dalam sumur, tidak segera menariknya ke luar, meski pada hari Sabat?" Mereka tidak sanggup membantah-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Santo Paulus menyampaikan ungkapan hatinya tentang betapa berharganya umat yang dilayani. Ia rela melakukan apa pun demi mereka. Manusia itu berharga, melebihi apa pun. St. Paulus tentunya belajar dari Kristus yang menunjukkan dengan tegas betapa berharganya manusia di hadapan Allah.
Dalam Injil dikisahkan peristiwa penyembuhan orang yang sakit busung air. Kisah penyembuhan itu menjadi kontroversi karena persoalan hukum. Yesus menyembuhkan di hari Sabat. Bagi orang Yahudi, tindakan Yesus adalah pelanggaran hukum yang bisa dikenakan sanksi berat.
Tetapi, Yesus tetap memilih memperjuangkan hidup manusia. Pilihan Yesus ini kiranya menjadi pesan berharga bagi kita, bahwa hukum dan status menjadi relatif ketika berhadapan dengan keselamatan manusia.
Di dalam masyarakat yang hidup berdasarkan sistem dan peraturan, hal itu menjadi tantangan sulit. Yang meneguhkan kita adalah kenyataan bahwa Allah sendiri rela merendahkan diri dan melawan segala yang “normatif dan lazim” demi memuliakan manusia? Kita diundang untuk belajar dari sikap Allah untuk memperjuangkan kehidupan dan keselamatan manusia, di atas hukum, status, derajat, suku, warna kulit, harta, dan kuasa.
Allah Bapa kami Yang Mahaagung, Engkau datang mengunjungi kami untuk menyembuhkan kami dari kesombongan, kelalaian dan dosa-dosa lainnya melalui Yesus Putra-Mu terkasih. Kami mohon, semoga berkat sabda-Nya dunia lebih menyenangkan untuk didiami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.