Umumnya orang suka dengan sensasi, hal-hal besar yang menghebohkan. Orang suka dengan hal-hal yang mencengangkan, berita-berita heboh yang aktual. Orang lebih suka dengan berita politik ibukota, tetapi berita yang biasa-biasa di daerah sekitar tidak diperhatikan.
Renungan Harian Katolik Kamis 11 November 2021, Pekan Biasa XXXII, Peringatan Wajib St. Martinus dari Tours, Warna Liturgi Putih
Bacaan Pertama: Kebijaksanaan 7:22-8:1
Mazmur Tanggapan: Mazmur 119:89.90.91.130.135.175
Bait Pengantar Injil: Yohanes 15:5
Bacaan Injil: Lukas 17:20-25
Kebijaksanaan merupakan pantulan cahaya kekal, dan cermin tak bernoda kegiatan Allah
Di dalam kebijaksanaan ada roh yang arif dan kudus, tunggal, majemuk dan halus, mudah bergerak, jernih dan tidak bernoda, terang, tidak dapat dirusak, suka akan yang baik dan tajam, tidak tertahan, murah hati dan sayang akan manusia, tetap, meyakinkan dan mantap, mahakuasa dan memelihara semuanya serta menyelami sekalian roh yang arif, murni dan halus sekalipun. Sebab kebijaksanaan lebih lincah dari segala gerakan, karena dengan kemurniannya ia menembus dan melintasi segala-galanya. Kebijaksanaan adalah napas kekuatan Allah, dan pancaran murni kemuliaan Yang Mahakuasa. [Karena itu tidak ada sesuatupun yang bernoda masuk ke dalamnya]. Karena kebijaksanaan merupakan pantulan cahaya kekal, dan cermin tak bernoda kegiatan Allah, serta gambar kebaikan-Nya. Meskipun tunggal, namun kebijaksanaan mampu akan segala-galanya, dan walaupun tinggal di dalam dirinya, namun membarui semuanya. Dari angkatan yang satu ke angkatan yang lain ia beralih masuk ke dalam jiwa-jiwa yang suci, yang olehnya dijadikan sahabat Allah dan nabi. Tiada sesuatu pun yang dikasihi Allah kecuali orang yang berdiam bersama dengan kebijaksanaan. Sebab kebijaksanaan lebih indah daripada matahari, dan mengalahkan setiap tempat bintang-bintang. Dibandingkan dengan siang terang dialah yang unggul, sebab siang digantikan malam, sedangkan kejahatan tak sampai menggagahi kebijaksanaan. Dengan kuat ia meluas dari ujung yang satu ke ujung yang lain, dan halus memerintah segala sesuatu.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur Kepada Allah.
Ref. Ya Tuhan, untuk selama-lamanya firman-Mu tetap teguh.
Ref. A l l e l u y a
Aku inilah pokok anggur, kamulah rantingnya. Tinggallah beserta-Ku, maka Aku tinggal besertamu, dan kamu akan berbuah banyak.
Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengahmu
Sekali peristiwa orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus, kapan Kerajaan Allah datang. Yesus menjawab, “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah. Tidak dapat dikatakan, ‘Lihat, ia ada di sini’, atau ‘ia ada di sana’. Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengahmu.” Yesus berkata kepada para murid, ‘Akan datang waktunya kalian ingin melihat salah satu hari Anak Manusia itu. Tetapi kalian tidak akan melihatnya. Orang akan berkata kepadamu, ‘Lihat dia ada di sana! Lihat, dia ada di sini!’ Tetapi jangan kalian pergi ke situ, jangan kalian ikut. Sebab seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pula halnya dengan Anak Manusia, pada hari kedatangan-Nya kelak. Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Umumnya orang suka dengan sensasi, hal-hal besar yang menghebohkan. Orang suka dengan hal-hal yang mencengangkan, berita-berita heboh yang aktual. Orang lebih suka dengan berita politik ibukota, tetapi berita yang biasa-biasa di daerah sekitar tidak diperhatikan. Begitu pula orang Katolik suka berduyun-duyun mendatangi tempat-tempat ziarah yang besar dan terkenal, sekaligus membeli suvenir untuk oleh-oleh. Itulah gaya dan situasi hidup orang zaman ini: suka heboh-heboh, suka sensasi-sensasi.
Yesus mengatakan hal berbeda: "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah. Sesungguhnya Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengahmu." Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengah kita tanpa heboh-heboh. Kerajaan Allah adalah diri Allah yang meraja di tengah kita, tetapi kita tidak menyadari, kita tidak mengetahuinya, dan bahkan tidak mengenalnya. Sebab apa? Sebab Tuhan Sang Raja harus menderita sengsara dan wafat di salib karena ditolak bangsa-Nya sendiri.
Dialah Tuhan Yesus Kristus. Pada masa hidup-Nya, Yesus ditolak bahkan dibunuh oleh bangsa Yahudi. Mereka tidak mau percaya bahwa Kerajaan Allah yang diwartakan Yesus itu sebenarnya adalah diri-Nya sendiri, sebab Yesus mewartakan Kerajaan Allah yang penuh belas kasih. Allah merajai kita bukan dengan tanda-tanda heboh dan kemenangan manusia seperti halnya menang perang, tetapi dengan kehinaan dan penderitaan di salib.
Pada hari ini, kita pun sering bersikap seperti orang-orang Yahudi pada waktu Yeuss. Tentu kita telah percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Raja dan Penyelamat kita. Namun bukankah dalam hidup sehari-hari, kita mengabaikan Tuhan Yesus yang sudah hadir dalam Ekaristi, yang kini hadir dalam Sakramen Mahakudus di tabernakel di kapel atau gereja.
Para pengurus Dewan Paroki, anggota kor, aktivitas Gereja terus rajin rapat, tetapi tidak satu menit pun mau sebentar berdoa kepada Tuhan Yesus yang hadir di tabernakel. Sementara itu kita mengabaikan orang-orang miskin dan menderita di sekitar kita, padahal orang miskin juga menjadi cara Yesus hadir di tengah kita. Kita sibuk dengan urusan nasional, regional, tingkat Keuskupan, Kevikepan, Paroki, tetapi lupa memperhatikan orang-orang kecil di sekitar rumah kita sendiri.
Allah Bapa yang Mahakuasa, melalui Yesus Putra-Mu Engkau menyampaikan rencana-Mu mengenai kami manusia. Kami mohon ajarilah kami bijaksana, sanggup memahami kehidupan-Mu dan menghayati dalam hidup kami sehari-hari. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.