Bacaan Injil dan Renungan Harian Katolik Kamis 4 November 2021

Dalam perayaan Ekaristi hari ini kita akan mendengarkan Injil Lukas Bab 15 yang pendek: ayat 1-10, yaitu perumpamaan tentang domba yang hilang (ay. 3-7) dan tentang dirham seorang perempuan yang hilang (ay.8-10). Perumpamaan itu ditujukan kepada kaum Farisi dan ahli-ahli Taurat, tetapi juga berlaku bagi kita.

Pekan Biasa XXXI, Peringatan Wajib St. Carolus Borromeus, Warna Liturgi Putih

Bacaan Pertama Roma 14:7-12

Mazmur Tanggapan: Mazmur 27:1.4.13-14

Bait Pengantar Injil Matius 11:28

Bacaan Injil Lukas 15:1-10

Bacaan Pertama Roma 14:7-12

Entah hidup, entah mati, kita tetap milik Tuhan

Saudara-saudara, tiada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup bagi Tuhan, dan jika kita mati, kita mati bagi Tuhan. Jadi entah kita hidup entah mati, kita tetap milik Tuhan. Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup. Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapa engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. Sebab dalam Kiab Suci tertulis, “Demi Aku hidup”’ demikianlah sabda Tuhan, “semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah.” Demikianlah masing-masing di antara kita akan memberi pertanggungjawaban kepada Allah tentang dirinya sendiri.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur 27:1.4.13-14

Ref. Tuhan, Engkaulah penyelamatku.
atau

Aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang hidup

  • Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
  • Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, satu inilah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya.
  • Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan!

Bait Pengantar Injil Matius 11:28

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya

Datanglah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepada kalian.

Bacaan Injil Kamis 4 November 2021 Lukas 15:1-10

Akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat

Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya, “Orang ini menerima orang-orang berdosa dan makan bersama dengan mereka.” Maka Yesus menyampaikan perumpamaan berikut kepada mereka, “Siapakah di antaramu yang mempunyai seratus ekor domba lalu kehilangan seekor, tidak meninggalkan yang 99 ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau telah menemukannya, ia lalu meletakkannya di atas bahu dengan gembira. Setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata, ‘Bersukacitalah bersama aku, sebab dombaku yang hilang telah kutemukan.’ Aku berkata kepadamu, demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan. Atau wanita manakah yang mempunyai sepuluh dirham, lalu kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya? Dan kalau telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata, ‘Bersukacitalah bersama aku, sebab dirhamku yang hilang telah kutemukan.’ Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Kamis 4 November 2021

Dalam perayaan Ekaristi hari ini kita akan mendengarkan Injil Lukas Bab 15 yang pendek: ayat 1-10, yaitu perumpamaan tentang domba yang hilang (ay. 3-7) dan tentang dirham seorang perempuan yang hilang (ay.8-10). Perumpamaan itu ditujukan kepada kaum Farisi dan ahli-ahli Taurat, tetapi juga berlaku bagi kita.

Sangat menarik bahwa orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat heran dan mengeluh, bahwa Yesus bergaul dengan orang-orang berdosa, termasuk kaum pemungut cukai, bahkan Ia mau makan dengan mereka! Itulah kenyataan yang sukar diterima oleh orang-orang, yang secara resmi atau formal merasa dirinya sebagai orang-orang yang benar, dan mereka ini merasa harus menjauhkan diri dari kaum pendosa. Sebaliknya, orang-orang yang dalam masyarakat dianggap sebagai pendosa, justru ingin dan mau mendengarkan ajaran yang disampaikan Yesus kepada mereka. Ternyata mereka ini tidak merasa diadili dan ditolak, melainkan justru diterima oleh Yesus. Yesus datang memang untuk menolong, bukan untuk mengusir orang berdosa! Ia menyembuhkan orang sakit, menyelematkan orang-orang yang tersisih dan tak dihargai. Justru orang-orang yang lemah merupakan sasaran utama perhatian Yesus.

Untuk menerangkan perumpamaan tentang domba yang hilang, Yesus mengajukan pertanyaan: "Siapa di antara kamu yang punya seratus ekor domba, bila kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun, dan pergi mencari satu yang hilang sampai menemukannya?" Dapat dikatakan bahwa pada umumnya jawaban orang kepada pertanyaan Yesus itu adalah negatif, dan perbuatan itu dianggap sebagai tidak masuk akal. Seperti diungkapkan dalam pepatah ini: "Apakah lebih baik memiliki seekor burung daripada melepaskan dan membiarkan seratus burung terbang di udara?".

Memang tidak ada seorang gembala yang akan berbuat demikian. Tetapi Yesus menerangkan, bahwa hanya Allahlah yang akan lebih mencari dahulu domba yang hilang. Hanya Allah dapat bersikap seperti itu. Yesus menerangkan itu, agar kita ini menjadi sadar akan kesamaan hati kita masing-masing, sama seperti hati yang dimiliki oleh kaum Farisi dan ahli-ahli Taurat. Mereka itu meninggalkan, menghindari, menjauhkan diri dari orang-orang yang dianggap sebagai pendosa. Mereka tidak akan mendekati orang-orang lemah. Mereka lebih mengasihi dan lebih dekat dengan sembilan puluh orang yang dianggap baik. Tetapi Yesus ternyata berbuat lain! Ia lebih memilih untuk mencari dan mendekati domba yang hilang.

Dalam perumpamaan itu Yesus mau mengatakan kepada orang-orang pemungut cukai dan orang-orang berdosa, yakni termasuk kita semua, bahwa : "Apabila kamu merasa dirimu sebagai seorang pendosa yang tersingkirkan, yakinlah bahwa bagi Allah kamu lebih berharga daripada sembilan puluh sembilan domba." Dan apabila kamu bertobat dan diampuni dosamu, ketahuilah bahwa di surga ada kegembiraan lebih besar bagi seorang berdosa yang bertobat daripada sembilan puluh sembilan orang yang merasa dirinya sudah benar, tetapi sebenarnya juga perlu bertobat!

Selanjutnya Yesus menyampaikan perumpamaan tentang dirham yang hilang. Ia berkata: "Perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan jika kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menenukannya?" Dalam perumpamaan ini Yesus mengingatkan dan menyadarkan kita segenap umat kristiani, tanpa kekecualian, yaitu awam, biarawan-biarawati, imam, uskup, kardinal, Paus, bahwa hidup kita pada dasarnya adalah selalu berarti dicari dan mencari.

Dalam perumpamaan ini Yesus mau menerangkan, bahwa kita ini dalam hidup kita selalu dicari oleh Tuhan untuk diselamatkan, baik bila kita hidup dalam kegembiraan, kesejahteraan, ketenteraman, maupun apabila kita juga mengalami kesulitan, kekecewaan, penderitaan dan dosa. Tetapi sekaligus, di samping dicari oleh Tuhan untuk diselematkan, kita pun harus juga ikut mencari sesama kita untuk dapat ikut menyelematkannya. Kita harus selalu bersyukur kepada Tuhan, bahwa kita diselamatkan oleh Kristus. Tetapi bukan hanya memikirkan diri kita sendiri, melainkan sekaligus selalu ingat akan sesama kita, agar mereka juga dapat menerima kasih Kristus. Seperti si perempuan bersukacita, karena dirhamnya yang hilang diketemukan kembali, marilah kita juga bersukacita apabila ada sesama kita yang "hilang", atau tidak hidup menurut kehendak Allah, akhirnya berkat doa, keprihatinan dan ikhtiar kita dapat menerima lagi kasih Allah Penyelamatnya.

Marilah kita semua sebagai umat beriman kristiani dan sebagai Gereja berusaha ikut memiliki dan menghayati semangat dan jiwa gembala yang mencari domba yang hilang, dan memiliki semangat dan jiwa perempuan yang mencari dirhamnya yang hilang. Perumpamaan dalam Injil Lukas ini mengingatkan kita akan arah dasar ("ardas") Gereja, seperti ditunjukkan oleh Paus Fransiskus ini: "Misericordia Dei", artinya kerahiman atau belaskasih Allah harus tampak dalam wajah dan apa yang dilakukan Gereja Kristus sejati di zaman kita sekarang ini.

Doa Renungan Harian Katolik

Allah Bapa kami, sumber kebahagiaan, berkenanlah mengukir di dalam hati kami gambaran Yesus Putra-Mu terkasih. Semoga sukacita kami terletak pada usaha menggembirakan dan membahagiakan sesama. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, kini sepanjang segala masa. Amin.

LINK TERKAIT