Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah”(Luk.12;8). Pernyataasn Yesus ini menegaskan pada kita siapakah manusia yang layak mendapatkan keselamatan Allah, yakni mereka yang mengakui Anak Manusia dalam hidupnya.
Pekan Biasa XXVIII, Warna Liturgi Hijau
Bacaan Pertama: Roma 4:13.16-18
Mazmur Tanggapan: Mazmur 105:6-9.42-43
Bacaan Injil: Lukas 12:8-12
Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham berharap dan percaya.
Saudara-saudara, bukan karena hukum Taurat, Abraham dan keturunannya diberi janji bahwa mereka akan memiliki dunia, melainkan karena kebenaran atas dasar iman. Kebenaran yang berdasarkan iman itu merupakan kasih karunia belaka. Maka janji kepada Abraham itu berlaku bagi semua keturunannya, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, melainkan juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab di hadapan Allah Abraham adalah bapa kita semua seperti ada tertulis, “Engkau telah Kutetapkan menjadi bapak banyak bangsa.” Kepada Allah itulah Abraham percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang dengan sabda-Nya menciptakan yang tidak ada menjadi ada. Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham toh berharap dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, sebab Allah telah bersabda kepadanya, “Begitu banyaklah nanti keturunanmu.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
Ref. Selamanya Tuhan ingat akan perjanjian-Nya.
Roh Kudus akan mengajarkan kepadamu apa yang harus kamu katakan.
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Barangsiapa mengakui Aku di depan manusia, akan diakui pula oleh Anak Manusia di depan para malaikat Allah. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal pula di depan para malaikat Allah. Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni. Tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, tidak akan diampuni. Apabila kalian dihadapkan kepada majelis atau pemerintah, atau penguasa, janganlah kalian kuatir bagaiman dan apa yang harus kalian katakan untuk membela dirimu. Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajarkan kepadamu apa yang harus kalian katakan.”
Demikianlah Injil Tuhan.
“Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah”(Luk.12;8). Pernyataasn Yesus ini menegaskan pada kita siapakah manusia yang layak mendapatkan keselamatan Allah, yakni mereka yang mengakui Anak Manusia dalam hidupnya.
St. Paulus melihat hal itu dalam jemaat Efesus. Mereka dipuji oleh Paulus karena mereka hidup dalam iman kepada Tuhan Yesus dan mengasihi sesamanya (bdk. Ef.1:15).
Hidup mereka diwarnai oleh rasa percaya yang mendalam dan kesadaran bahwa mereka adalah bagian dari Kristus. Kristus adalah kepala mereka, dan mereka adalah tubuh Kristus. Mereka taat dipimpin oleh Kristus. Ketaatan itulah yang membuat mereka menaburkan kasih dalam hidup persekutuan. Dengan demikian, Iman mereka bukanlah iman yang hampa atau mati, melainkan sungguh mereka terapkan dalam hidup persekutuan di antara mereka.
Iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong (bdk. Yak.2:20). Jadi iman adalah jiwa dari perbuatan kita. Iman adalah sumber gerak kita untuk tetap berbuat kasih tanpa jemuH, tanpa ingin melihat hasil, tanpa ingin dibalas dengan kebaikan juga. Kita akan tetap berpegang pada ajaran kasih dan mengikuti Yesus di hadapan segala makhluk, walaupun kepahitan yang kita terima. Roh Kudus akan senantiasa menyertai kita.
Bapa, begitu mudahkah untuk mengasihi orang-orang yang telah mengasihi aku, yang telah membuat aku berbahagia. Namun, itu tidaklah cukup bagi-Mu, Engkau meminta aku untuk mengasihi dan melayani siapa saja, tanpa pandang bulu, bahkan juga musuhku,Tuhan kuatkanlah aku agar aku dapat melakukannyha Amin.