Tidak jarang kita begitu peduli untuk mengurusi hidup orang lain. Dalam setiap peristiwa yang dialami seseorang, selalu ada saja komentar yang muncul. Yang biasanya tidak pernah absen adalah komentar miring atau negatif.
Pekan Biasa XXIX, Warna Liturgi Hijau
Bacaan Pertama: Roma 8:1-11
Mazmur Tanggapan: Mazmur 24:1-6
Bait Pengantar Injil: Yehezkiel 33:11
Bacaan Injil: Lukas 13:1-9
Roh Allah yang membangkitkan Yesus dari alam maut tinggal dalam dirimu.
Saudara-saudara, bagi mereka yang ada dalam Kristus tidak ada penghukuman. Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kalian dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat yang tidak berdaya karena daging telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa, Allah telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging agar tuntutan hukum Taurat digenapi dalam diri kita. Sebab kita tidak hidup menurut daging, melainkan menurut Roh. Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; tetapi mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Keinginan daging ialah maut, tetapi keinginan Roh ialah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan daging itu bermusuhan dengan Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah. Hal ini memang tidak mungkin baginya! Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan di hati Allah. Tetapi kalian tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, kalau Roh Allah memang tinggal dalam dirimu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, maka ia bukanlah milik Kristus. Tetapi kalau Kristus ada dalam dirimu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah hidup karena kebenaran. Dan jika Roh Allah, yang membangkitkan Yesus dari alam maut, diam dalam dirimu, maka Ia yang telah membangkitkan Kristus dari antara orang mati akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana oleh Roh-Nya yang diam dalam dirimu.
Demikianlah Sabda Tuhan.
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Tuhan telah berfirman, "Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan kepada pertobatannya supaya ia hidup."
Jikalau kalian semua tidak bertobat, kalian pun akan binasa dengan cara demikian
Pada waktu itu beberapa orang datang kepada Yesus dan membawa kabar tentang orang-orang Galilea yang dibunuh Pilatus, sehingga darah mereka tercampur dengan darah kurban yang mereka persembahkan. Berkatalah Yesus kepada mereka, "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! Kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya daripada semua orang lain yang tinggal di Yerusalem? Tidak! Kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian." Kemudian Yesus menceritakan perumpamaan ini, "Ada seorang mempunyai sebatang pohon ara, yang tumbuh di kebun anggurnya. Ia datang mencari buah pada pohon itu, tetapi tidak menemukannya. Maka berkatalah ia kepada pengurus kebun anggur itu, 'Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara itu namun tidak pernah menemukannya. Sebab itu tebanglah pohon ini. Untuk apa pohon itu hidup di tanah ini dengan percuma?' Pengurus kebun anggur itu menjawab, 'Tuan, biarkanlah pohon ini tumbuh selama setahun ini lagi. Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya. Mungkin tahun depan akan berbuah. Jika tidak, tebanglah'!"
Demikianlah Injil Tuhan.
Tidak jarang kita begitu peduli untuk mengurusi hidup orang lain. Dalam setiap peristiwa yang dialami seseorang, selalu ada saja komentar yang muncul. Yang biasanya tidak pernah absen adalah komentar miring atau negatif. Entah orang mengalami keberhasilan atau kegagalan, kegembiraan atau kesedihan, ada saja komentar negatif yang dilontarkan. Yesus mengkritik kebiasaan buruk tersebut dan mengingatkan “jikalau kamu tidak bertobat, kamu akan binasa dengan cara demikian”.
Setiap orang bertanggung jawab atas perkembangan dirinya, bagaikan pohon ara dalam perumpamaan Yesus. Ada saatnya setiap pohon dinanti buahnya dan dinilai berdasarkan perkembangan apa yang sudah dihasilkan. Ketika orang hanya sibuk mengurusi hidup orang lain, bagaimana ia bisa punya waktu untuk perkembangan dirinya? St. Paulus juga mengingatkan bahwa setiap pribadi hendaknya bertumbuh ke arah Kristus dan berpusat pada-Nya. Di dalam Kristus kita bisa mencapai kesatuan iman, pengetahuan yang benar, dan kedewasaan sehingga tidak mudah diombang-ambingkan oleh zaman dan segala kesulitan. Kiranya itulah situasi pohon yang baik dan berbuah.
Allah Bapa kami sumber belas kasih, semoga kami bertobat berkat sabda-Mu dan Kaubimbing mengikuti jejak Putra-Mu. Limpahilah kami kiranya belas kasih-Mu yang sepenuhnya ada pada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin