Ibu adalah orang yang paling dekat dengan kita. Kita berada di kandungan ibu selama 9 bulan 10 hari. Artinya, selama dalam kandungan kita bersatu dengan jiwa-raga ibu
Pekan Biasa XXVII, Warna Liturgi Hijau
Bacaan Pertama: Yoel 3:12-21
Mazmur Tanggapan: Mazmur 97:1-2.5-6.11-12
Bacaan Injil: Lukas 11:27-28
Ayunkanlah sabit, sebab sudah masaklah tuaian.
Hendaklah bangsa-bangsa bergerak dan maju ke lembah Yosafat, sebab di sana Aku akan duduk untuk menghakimi segala bangsa dari segenap penjuru. Ayunkanlah sabit, sebab sudah masaklah tuaian. Marilah, iriklah, sebab tempat anggur sudah penuh; tempat-tempat pemerasan sudah berkelimpahan. Sebab banyaklah kejahatan mereka! Banyak orang, banyak orang di lembah penentuan! Ya, sudah dekatlah hari Tuhan di lembah penentuan! Matahari dan bulan menjadi gelap, dan bintang-bintang kehilangan cahayanya. Tuhan mengaum dari Sion, dari Yeusalem Ia memperdengarkan suara-Nya, dan langit serta bumi pun bergoncang. Tetapi Tuhan adalah tempat perlindungan bagi umat-Nya, dan benteng bagi orang Israel. “Maka kalian akan mengetahui bahwa Aku, Tuhan, adalah Allahmu, yang tinggal di Sion, gunung-Ku yang kudus. Dan Yerusalem akan menjadi kudus, dan orang-orang luar takkan melintasinya lagi. Pada waktu itu akan terjadi bahwa gunung-gunung akan meniriskan anggur baru, bukit-bukit akan mengalirkan susu, dan segala sungai Yehuda akan mengalirkan air; mata air akan terbit dari rumah Tuhan dan akan membasahi Lembah Sitim. Mesir akan menjadi sunyi sepi, dan Edom akan menjadi padang gurun tandus, oleh sebab kekerasan terhadap keturunan Yehuda, oleh karena mereka telah menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tanahnya. Tetapi Yehuda tetap didiami untuk selama-lamanya, dan Yerusalem turun-temurun. Aku akan membalas darah mereka yang belum Kubalas; Tuhan tetap diam di Sion.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
Ref. Bersukacitalah dalam Tuhan, hai orang benar.
Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau!
Pada suatu hari, ketika Yesus sedang berbicara kepada orang banyak, berserulah seorang wanita dari antara orang banyak itu, dan berkata kepada Yesus, “Berbahagialah ibu yang telah mengandung dan menyusui Engkau!” Tetapi Yesus bersabda, “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan memeliharanya.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Ibu adalah orang yang paling dekat dengan kita. Kita berada di kandungan ibu selama 9 bulan 10 hari. Artinya, selama dalam kandungan kita bersatu dengan jiwa-raga ibu. Setelah lahir pun kita masih tetap bergantung pada kebaikan hati ibu. Tuhan Yesus tidak menampik fakta relasi ini. Dia sangat bahagia bersama Bunda Maria. Namun Yesus memberi arti yang baru tentang relasi. Orang beriman akan bahagia bila tekun mendengarkan dan melaksanakan firman Allah. Inilah kebahagiaan sejati yang melampaui kebahagiaan kita bersama ibu kandung.
Apa itu kebahagiaan? Ada banyak ragam jawaban yang dapat diberikan sesuai dengan olah rasa dari setiap orang. Kebahagiaan tidak dapat diperjualbelikan, tetapi dapat diupayakan kebahagiaan dapat dialami baik dalam rasa, sikap, perbuatan maupun pengalaman manusiawi entah dalam hal sederhana dan sekecil apa pun itu. Oleh karenanya, dalam hidup ini setiap orang berjuang untuk mendapatkan kebahagiaan baik lahir maupun batin.
Jawaban yang dikemukakan Yesus perihal siapa yang berbahagia membukakan mata hati kita. Kebahagiaan sesungguhnya bukan didapatkan dari tindak dan pengalaman manusiawi belaka. Secara rohani Yesus menunjukkan kebahagiaan disempurnakan dalam hidup akan Allah. Allah menjadi dasar dan tindakan dalam hidup kita. Sabda-Nya menjadi tuntutan perjalanan hidup keseharian.
Bila kita setia menghidupi dan melaksanakan firman-Nya dalam hidup, entah hidup keseharian. Bila kita setia menghidupi dan melaksanakan firman-Nya dalam hidup, entah dalam kesulitan dan penderitaan sekalipun, kita tetap gembira menjalani hidup dan memperoleh kebahagiaan itu. “ Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan memeliharanya” (Luk. 11:28).
Tuhan Yesus, ampunilah kami bila sepanjang hari ini hanya mendengarkan sabda-Mu tetapi tidak melaksanakan dan memeliharanya. Kami sering terbelenggu oleh sikap egois, maka bimbinglah kami agar mampu mengubah dan memperbaiki diri sesuai dengan kehendak-Mu. Ini kami mohon kepada-Mu. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara Kami. Amin.