Lebih dari 650 pasangan suami-istri (pasutri) mendampingi anak-anak mereka yang dalam waktu dekat akan menerima Komuni Pertama dalam kegiatan Retret di Gereja Katedral Ruteng, Kamis, 18 April 2024 pagi. Dari acara yang berlangsung sepanjang setengah hari ini, diharapkan bisa “membuka” cakrawala persiapan rohani keluarga dalam mendukung anak-anak mereka menyambut Tubuh dan Darah Kristus untuk pertama kalinya.
KATEDRALRUTENG.ORG
– Sebanyak 326 anak yang berasal dari 5 Sekolah Dasar (SD) dalam Paroki
Katedral Ruteng akan menerima Komuni Pertama yang akan diselenggarakan dalam 3
jadwal yakni grup 1 pada Selasa, 23 April 2024 untuk siswa SDK St. Carolus
Baromeus - Ruteng VI dan SDI Konggang, grup 2 diselenggarakan pada Kamis, 25
April 2024 bagi SDK Santa Maria - Ruteng III dan grup 3 digelar pada hari
Selasa, 30 April 2024 untuk SDK Sta. Theresia - Ruteng V dan SDK St. Don Bosco
-Ruteng II.
Guna membekali anak-anak calon penerima Komuni Pertama dan para orang tua mereka agar mempersiapkan diri dengan baik menyambut peristiwa iman ini, DPP Paroki Katedral Ruteng menyelenggarakan acara retret setengah hari yang dipimpin Ketua Komisi Keluarga Keuskupan Ruteng, RD Blasius Harmin dan Suter-suster dari Kongregasi Puteri Karmel. Dipusatkan di Gereja Katedral Ruteng, retret berlangsung lancar dan khidmat, semua peserta mengikutinya dengan antusias. Di akhir kegiatan ini, diadakan Adorasi Sakramen Maha Kudus.
Para orang tua dan anak-anak calon Komuni Pertama saat mengikuti Retret persiapan menuju penerimaan Sakramen Ekaristi yang dipimpin Ketua Komisi Keluarga Keuskupan Ruteng yang juga Pastor Rekan Paroki Katedral Ruteng, RD Blasius Harmin di Gereja Katedral Ruteng, Kamis, 18 April 2024. (Foto : KATEDRALRUTENG.ORG)
RD Blasius
Harmin, saat menerangkan materi retretnya yang mengambil tema : “Kasih Keluarga, Panggilan dan Jalan Menuju Kekudusan
Hidup” mengatakan, jalan kekudusan yang ditempuh oleh ayah dan ibu mencakup
pertumbuhan kasih mereka satu sama lain dan kasih yang mereka berikan kepada
anak-anak mereka. Selain itu, Sakramen Ekaristi yang akan
diterima oleh anak-anak diharapkan menjadi awal yang baik bagi mereka semakin
terlibat aktif dalam hidup menggereja serta menjadi garam dan terang dunia bagi
sesama.
”Menjadi ayah dan ibu adalah sebuah panggilan yang indah dan berdaya. Panggilan ini termasuk dalam berbagi dengan Allah daya cinta yang menghidupkan, dalam roh dan daging. Panggilan ini berlangsung sepanjang hidup dan mengatasi semua situasi. Cinta pria dan wanita selalu berbuah, bahkan ketika tidak ada anak-anak, atau ketika mereka sudah berusia lanjut. Kenyataannya, suami istri dalam menghasilkan anak-anak Allah,” kata RD Blas.
RD Blasius Harmin saat sedang menyampaikan materi Retretnya berjudul "Kasih Keluarga, Panggilan dan Jalan Menuju Kekudusan Hidup" dihadapan ratusan orang tua dan anak-anak calon Komuni Pertama di Gereja Katedral Ruteng, Kamis, 18 April 2024 pagi. (Foto : KATEDRALRUTENG.ORG).
Dijelaskannya, ada dua dimensi kasih Allah yang
dinyatakan kepada kita, yakni yang satu maskulin-kebapaan dan yang lain
feminim-keibuan. Cinta maskulin dibalut dengan kelembutan tetapi kuat, energi
yang menggerakkan; di lain sisi, cinta feminim itu memberi hidup, membangun dan
menumbuhkan dan membentuk ikatan satu sama lain. Bagi anak-anak ibu dan ayah merupakan
wujud dari cinta ini.
Ia juga mengutip pesan penting Paus Fransiskus, Audiensi Umum, 7 Jan 2015 yakni, masyarakat tanpa ibu akan menjadi masyarakat yang tidak manusiawi, karena ibu selalu, bahkan di saat-saat terburuk, menjadi saksi kelembutan, dedikasi, dan kekuatan moral. Para ibu sering menyampaikan makna terdalam dari praktik hidup keagamaan : dalam kehidupan manusia, nilai iman yang tertulis dalam doa-doa pertama, tindakan pengabdian pertama yang dipelajari seorang anak.
Biarawati dari Kongregasi Puteri Karmel saat menyampaikan materi tentang "Kecerdasan Spiritual" kepada ratusan orang tua dan anak-anak calon penerima Komuni Pertama dalam kegiatan Retret setengah hari yang digelar di Gereja Katedral Ruteng, Kamis, 18 April 2024 siang. (Foto : KATEDRALRUTENG.ORG)
"Ini adalah pesan yang dapat disampaikan oleh ibu yang
percaya tanpa banyak penjelasan : ini datang kemudian, tetapi benih iman adalah
saat-saat awal yang berharga. Tanpa ibu, bukan saja tidak akan ada umat baru,
tetapi iman akan kehilangan kehangatannya yang sederhana dan mendalam," ucap RD Blas mengutip lanjut pesan Bapa Suci Fransiskus. (Jimmy Carvallo)