Keuskupan Ruteng bekerja sama dengan Pemda Kabupaten Manggarai – NTT mengadakan acara Launching Festival Golo Curu “Maria Ratu Rosari” 2024. Festival religi dan kultural (budaya) ini telah menjadi event tahunan di Kota Dingin Ruteng, kota yang dikenal dengan rekatnya toleransi umat beragama, keramah-tamahan penduduk, indahnya kekayaan alam-budaya dan ragam arsitektur Gereja nan mempesona.
KATEDRALRUTENG.ORG – Lenggak-lenggok
gemulai 150 penari pelajar SMA Katolik Santu Fransiskus Xaverius Ruteng disambut
tepukan tangan membahana para penonton, membuka Ibadat Ekologis Kreatif
Peluncuran Festival Golo Curu di Natas Labar Motang Rua atau yang juga dikenal
sebagai Alun-alun Kota Ruteng, Minggu, 4 Agustus 2024 petang. Di bawah rinai
hujan dan selimut tipis kabut senja, acara yang berlangsung meriah ini berjalan
spektakuler.
Sebuah panggung utama berdiri kokoh di tengah Natas Labar, menghadap utara, tempat di mana tak lebih 1 kilo meter berdiri megah Bukit Golo Curu dengan sebuah gua eksotis dengan arca Bunda Maria yang telah lama “bertahta” di hati umat Katolik Keuskupan Ruteng sebagai tempat ziarah religi. Beribu-ribu doa yang selalu membubung ke langit biru berikut peziarah yang mengunjunginya tak pernah melupakan taman doa ini, tak hanya karena banyak doa yang terkabul, juga ada beribu kenangan, cerita dengan lanskap keindahan Kota Ruteng di arah selatan dan barisan pegunungan serta hamparan sawah bak permadani di sudut lain.
Direktur Pusat Pastoral Keuskupan Ruteng, RD Dr. Martin Chen saat memimpin Ibadat Ekologi dalam acara Launching Festival Golo Curu Maria Ratu Rosari di Natas Labar Motang Rua - Kota Ruteng, Minggu, 4 Agustus 2024 petang. Nampak Vikjen Keuskupan Ruteng, RD Alfons Segar, Bupati Manggarai, Heribertus G.L Nabit dan Sekda Manggarai, Fansi Jahang. (Foto : J. CARVALLO)
Tahun ini, Festival Golo Curu (FGC)
memasuki tahun ke-3. Sukses diselenggarakan 2 tahun terdahulu, kali ini, dalam
bingkai Tahun Pastoral Ekologi Integral yang dicanangkan Keuskupan Ruteng,
keseluruhan festival akan diwarnai dengan spirit cinta dan peduli pada
lingkungan (ekologi). Hal ini terasa sejak awal acara Launching FGC 2024
yang diawali dengan Lagu dan tarian Laudato Si dan pementasan
sendra-tari yang mengisahkan fenomena pilu kerusakan lingkungan akibat ulah
manusia, seperi menebang pohon dan merusak ibu bumi.
Ibadat Ekologis Kreatif ini dipimpin Direktur Pusat Pastoral (PusPas) Keuskupan Ruteng, RD Dr. Martin Chen didampingi Ketua Komisi Kateketik, RD Stanis Harmansi. Di antara jejeran tenda berbentuk payung yang menghadap panggung utama, nampak Uskup Labuan Bajo, Mgr Maksimus Regus, Sekretaris Keuskupan Ruteng, RD Agustinus Manfred Habur, Ketua-ketua Komisi di PusPas, para Pastor Paroki, Pastor Rekan dan pengurus DPP-DKP 7 paroki gugus Kota Ruteng, ratusan religius (biarawan-biarawati), tokoh-tokoh umat dan tokoh adat/masyarakat, pemimpin lintas agama dan ribuan umat.
Uskup Labuan Bajo, Mgr Maksimus Regus, Pr (kanan) saat menghadiri acara Launching Festival Golo Curu di Natas Labar Motang Rua, Ruteng, Minggu, 4 Agustus 2024. Acara ini berlangsung meriah dan dihadiri para imam, biarawan, biarawati, pengurus DPP dan DKP 7 paroki gugus Kota Ruteng, tokoh umat dan adat, pemimpin lintas agama dan ribuan umat Katolik. (Foto : J. CARVALLO)
Di panggung utama, sebuah
spanduk berukuran raksasa nampak megah menghiasi latar, dengan gambar besar Bunda
Maria Ratu Rosari yang akan diarak selama pekan FGC dan bertuliskan Festival
Golo Curu 2024. Di panggung itu, hadir Vikjen Keuskupan Ruteng, RD Alfons
Segar, Bupati Manggarai, Heribertus G. L Nabit dan Sekda, Fansi Jahang.
Seusai membacakan Kitab Kejadian tentang Kisah Penciptaan Dunia, RD Martin Chen mengajak semua yang hadir menyanyikan lagu O, Tuhanku Sungguh Kuterpesona sambil mengangkat tangan. Sekejab, Natas Labar Motang Rua bergema bagai gelombang lautan yang riuh, saat semua yang hadir berdiri dan penuh semangat menggemakan lagu tersebut dengan penuh penghayatan.
Arca Bunda Maria Ratu Rosari diarak oleh para imam, biarawan-biarawati dan tokoh umat, didampingi oleh para penari pelajar SMAK St. Fransiskus Xaverius menuju panggung utama acara Launching Festival Golo Curu 2024 di Natas Labar Motang Rua Kota Ruteng, Minggu, 4 Agustus 2024 menjelang malam. (Foto : J. CARVALLO)
Dalam pesan Renungannya, RD
Martin Chen mengatakan, sejak di launchingnya Tahun Pastoral Ekologi
Integral yang mengusung motto Harmonis, Pedagogis dan Sejahtera (HPS), telah
ada gerakan masif penanaman 1 juta anakan pohon di paroki-paroki dan berbagai lembaga
di Keuskupan Ruteng yang bibitnya diambil dari tempat persemaian bibit di
Nggorang – Labuan Bajo. Selain itu, ia juga menyoroti keprihatinan bersama akan
persoalan sampah yang ada di Kota Ruteng.
“Persis hari ini, ketika kita membuka Festival Golo Curu, bersama dengan Bunda Maria Ratu Rosari, Ratu Semesta Alam, kita ingin berjalan bersama-sama. Kita ingin supaya Tanah Congka Sae, Manggarai Raya tercinta ini, supaya Tanah Kuni agu Kalo kita ini, betul menjadi ibu kita, Ende Laing. Mari, kita menjadikan Festival Golo Curu ini menjadi Festival Ekologis,” ujar RD Martin Chen.
Festival Golo Curu tak hanya menjadi festival religi tahunan, tapi juga mengangkat kekayaan dan keunikan budaya Manggarai dan menjadi festival kultural, salah satunya tari-tarian yang sejak acara Launching Festival Golo Curu 2024 di Natas Labar Motang Rua- Ruteng telah dipentaskan dengan mengagumkan oleh para pelajar SMAK St Fransiskus Xaverius. (Foto : J. CARVALLO)
Sementara, dalam sambutannya,
Vikjen RD Alfons Segar menuturkan, sesuai Arah Dasar Pastoral Keuskupan Ruteng,
yakni Pastoral Kontekstual Integral, maka FGC Tahun 2024 akan tetap
mengembangkan Pastoral Pariwisata Holistik yang berdimensi Religi, kultural,
ekonomi, ekologi dan pedagogi. “Karena itu dalam kegiatannya ada Misa dan
prosesi patung Bunda Maria Ratu Rosario antar paroki dalam Kota Ruteng, pentas
seni dan budaya yang mengangkat kekayaan dan keunikan Budaya Manggarai dan
pameran UMKM dari paroki-paroki dan kelompok UMKM lainnya,” ungkapnya.
Bupati Manggarai, Heribertus Nabit, pada kesempatan ini, mengajak semua warga masyarakat Manggarai untuk menyukseskan FGC 2024 dan terus menerus membangun komitmen menjaga alam lingkungan dengan berbagai karya ekologis. “Kita juga berharap agar pelaksanaan FGC tahun ini, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya berjalan semakin baik. Memang butuh waktu untuk menemukan format yang tepat dan sesuai dari festival-festival seperti ini dan percaya bahwa kolaborasi semua pihak, baik Gereja, pemerintah, Lembaga Pendidikan dan yang lainnya akan menentukan FGC akan berjalan lebih baik lagi. Saling mendukung dan pengertian akan selalu tetap terjaga di antara kita semua.” ujar Bupati Heri Nabit.
Tak ingin ketinggalan, wisatawan manca negara pun datang ke arena Launching Festival Golo Curu 2024 di Natas Labar Motang Rua, pusat Kota Ruteng. Mereka antusias menyaksikan jalannya acara peluncuran ini dan terkesan dengan semangat devosi pada Bunda Maria umat Katolik Kota Ruteng dan indahnya tarian tradisional yang dipentasakan pada kesempatan ini. (Foto : J. CARVALLO)
Pada acara launching FGC
ini juga diadakan perarakan patung Maria Ratu Rosari menuju panggung utama,
pelepasan burung Merpati sebagai simbol perdamaian, pergelaran aneka tarian
tradisional Manggarai oleh pelajar SMAK Santu Fransiskus Xaverius dan penanaman
anakan pohon yang telah diberkati dalam Ibadat Ekologi. FGC akan dilaksanakan
pada tanggal 1 – 7 Oktober 2024 dengan berbagai kegiatan menarik, seperti Parade
Etnik dan Tari Kolosal Rosario, Pentas Seni dan Pameran UMKM, kegiatan
Sosial-Karitatif, prosesi akbar dan Ekaristi Agung serta Konser. (Jimmy
Carvallo | Pewarta KOMSOS Paroki Katedral Ruteng)