PUKAT mendukung para pelaku UMKM yang ada di Keuskupan Ruteng, dimulai dengan 7 paroki dalam Kota Ruteng, melalui Pelatihan Sertifikasi PIRT ini, agar nantinya produk-produk mereka bisa memenuhi standar dan bisa masuk dalam pasar pariwisata (toko, retail, mart dan swalayan) secara lebih baik dan menjanjikan di masa mendatang.
Penulis
: Jimmy Carvallo | Pewarta KOMSOS Paroki Santa Maria Asumpta dan Santu Yosep
Katedral Ruteng
KATEDRALRUTENG.ORG – Profesional dan Usahawan Katolik (PUKAT) Keuskupan Ruteng bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Sertifikasi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) untuk para pelaku UMKM yang ada di 7 paroki sekota Ruteng. Kegiatan sehari penuh ini dilangsungkan di Aula Santu Santu Yosef kompleks Katedral Ruteng, Kamis, 27 Juli 2023.
Suasana kegiatan Pelatihan Sertifikasi PIRT yang diselenggarakan oleh PUKAT Keuskupan Ruteng bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Manggarai di Aula Santu Yosep Katedral Ruteng, Kamis (27/7/2023)
Hadir pada kesempatan ini, para pengurus
PUKAT Keuskupan Ruteng, antara lain Moderator PUKAT, RD. Dr. Martin Chen, Ketua
Umum, Erlan Yusran, Sekretaris I, Adam Musi dan lainnya. Kegiatan yang diinisiasi
oleh PUKAT tersebut disambut gembira dan antusias oleh para pelaku UMKM yang
ada di Kota Ruteng dan sekitarnya. Sebanyak 28 peserta utusan dari 7 paroki di
Kota Ruteng mengikuti berbagai materi yang dipresentasikan oleh 5 pembicara
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai.
PUKAT
Hadir Mendukung Program Keuskupan Ruteng
Kegiatan ini dilakukan untuk menjawab
salah satu program yang ada di Keuskupan Ruteng, bertepatan dengan Tahun
Pastoral Ekonomi Berkelanjutan SAE yang telah dicanangkan tahun 2023 ini. PUKAT
sebagai lembaga perkumpulan para profesional (lintas profesi) dan usahawan,
mengambil bagian dalam misi bersama ini untuk mendukung program-program
keuskupan.
PUKAT sendiri tidak memiliki program
kerja bersama, namun hadir untuk selalu mendukung berbagai program yang ada di
Keuskupan Ruteng dengan aktif mengambil bagian sebagai mitra kerja dengan
berbagai pihak untuk membantu mewujudnyatakan program dan karya-karya bersama
di Keuskupan dan salah satunya untuk pendampingan dan dukungan bagi
perkembangan UMKM, khususnya UMKM umat Katolik yang ada di 7 paroki dalam Kota
Ruteng.
“Selama ini, kami di PUKAT mendengar adanya keluhan dari para pelaku UMKM terkait dengan adanya kendala kelayakan jual berbagai produk yang mereka produksi karena belum ada PIRT. Padahal, PIRT ini ‘kan menjadi salah satu syarat bagaimana produk-produk UMKM bisa dipasarkan dengan lebih baik. Itu maka, hari ini, PUKAT menggandeng Dinas Kesehatan untuk melakukan pelatihan supaya mereka memiliki sertifikat,” kata Adam Musi, Sekretaris PUKAT, menjawab KATEDRALRUTENG.ORG di sela kegiatan tersebut.
Adam Musi, Sekretaris I PUKAT Keuskupan Ruteng saat menyapa para peserta yang mengikuti Pelatihan Sertifikasi PIRT di Aula Santu Yosep Katedral Ruteng.
Kegiatan pelatihan ini, menjadi langkah
awal bagi para pelaku UMKM yang ada di Keuskupan Ruteng yang akan dilanjutkan
dengan pendampingan PUKAT dalam mengurus berbagai dokumen perijinan yang
diperlukan untuk mendapatkan nomor PIRT. “Sertifikat Pangan ini, menjadi salah
satu syarat yang harus ada bagi pelaku UMKM. Maka, kegiatan ini sangat penting
bagi mereka untuk membantu pemasaran produk,” tambah Adam.
Sertifikat Layak Pangan (PIRT) yang
dikeluarkan oleh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai melalui proses
kegiatan pelatihan selama satu hari ini, akan lebih memudahkan mereka, para
pemilik atau pelaku UMKM untuk mengajukan ijin untuk mendapatkan nomor PIRT
yang akan dikeluarkan oleh Kantor Perijinan Satu Pintu bekerja sama dengan
Dinas Kesehatan.
Pelaku
UMKM Memanfaatkan Peluang
Moderator PUKAT Keuskupan Ruteng, RD. Dr. Martin Chen, saat memberi arahan pembukaan Pelatihan Sertifikasi PIRT bagi semua peserta pelaku UMKM dari 7 Paroki sekota Ruteng tersebut, mengatakan, dengan dinamika perubahan dan perkembangan pembangunan yang begitu cepat dan berdampak langsung pada sektor perekonomian yang semakin terbuka dan kompetitif, maka peran para pelaku UMKM juga mendapat peluang sekaligus tantangan yang jika dihadapi dengan baik, akan memberikan dampak kehidupan yang menjanjikan di masa depan.
Moderator PUKAT Keuskupan Ruteng, Romo Dr. Martin Chen saat memberikan arahan pada kegiatan Pelatihan Sertifikasi PIRT bagi 28 peserta pemilik UMKM dari 7 Paroki sekota Ruteng di Aula Santu Yosep Katedral Ruteng.
Ia mencontohkan, bagaimana geliat
pembangunan di Labuan Bajo, yang menyandang predikat Kota Pariwisata Super Premium
dan mendapat perhatian luar biasa dari Presiden RI Joko Widodo atau Pemerintah
Pusat yang telah menggelontorkan dana triliunan, kini telah memoles wajah kota
di ujung barat Pulau Flores itu menjadi begitu maju dan dilengkapi berbagai
sarana-prasarana penunjang kepariwisataan.
“Labuan Bajo sudah menjadi pusat destinasi pariwisata. Dengan itu, geliat pembangunan dan kemajuan pariwisatanya juga masuk ke pelosok-pelosok, ada Desa-Desa Wisata juga di sana yang ikut dibangun dan mendapat perhatian pemerintah. Karena itu, tentu dalam situasi ini, diharapkan peluang yang ada bisa betul-betul dimanfaatkan pertama-tama oleh masyarakat, oleh para pelaku UMKM termasuk semua yang mengikuti kegiatan pelatihan ini,” ucap RD Martin, alumnus Doktor di Universitas Muenchen Jrman, yang juga dosen di Unika Santu Paulus Ruteng.
Suasana saat pelaksanaan kegiatan Sertifikasi PIRT yang diadalan oleh PUKAT dan Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai di Aula Santu Yosep Katedral Ruteng, 27 Juli 2023
RD Martin mengatakan, berbagai peluang usaha dan pasar yang kini semakin terbuka dan menjanjikan, tidak lagi bisa dilewatkan begitu saja atau menjadikan kita hanya menjadi penonton “di rumah sendiri”. Ia berharap, seiring telah dicanangkannya tahun 2023 sebagai Tahun Pastoral Ekonomi Berkelanjutan (SAE), semua umat Katolik tergerak untuk giat mengembangkan UMKM, karena dalam semangat Tahun Ekonomi SAE itu pula, ada banyak program konkrit diejawantahkan, baik di tingkat Keuskupan, paroki-paroki, komunitas/kelompok, KBG termasuk yang dilakukan oleh PUKAT, salah satunya melalui Pelatihan Sertifikasi PIRT ini.
“Sejak beberapa tahun terakhir, Gereja
juga terus mendorong umat untuk terlibat dalam gegap gempita kemajuan
pariwisata. Tentu tujuan utamanya adalah untuk kesejahteraan umat yang semakin
baik. Selanjutnya, tantangan kita adalah, bagaimana caranya supaya kita dapat
memanfaatkan peluang itu. Salah satu yang konkrit adalah melalui pengembangan
ekonomi kreatif kuliner. Di setiap destinasi wisata yang dikunjungi, wisatawan
biasanya tidak hanya mencari atraksi budaya dan keindahan alam, tapi juga
kunliner khas yang ada. Kita di Manggarai punya kekayaan kuliner dan punya
nilai ekonomis bagi wisatawan,” kata RD Martin.
Membantu
UMKM Lebih Berkembang dan Bersaing di Pasaran
Ketua Umum PUKAT Keuskupan Ruteng, Erlan Yusran, saat membuka kegiatan Pelatihan Sertifikasi PIRT, dalam sambutannya mengatakan, sebagai organisasi yang dibentuk untuk memback-up seluruh karya pastoral Keuskupan Ruteng, termasuk paroki-paroki dan organisasi-organisasi yang berada di bawak keuskupan, PUKAT selalu support pada semua bidang karya yang perlu mendapatkan perhatian.
Ketua PUKAT Keuskupan Ruteng, Erlan Yusran, saat menyampaikan sambutannya dalam kegiatan Pelatihan Sertifikasi PIRT yang diadakan oleh PUKAT bagi para pegiat UMKM di Aula Santu Yosep Paroki Katedral Ruteng.
“Tahun ini, PUKAT melihat bahwa Tahun
Ekonomi Berkelanjutan SAE, kami bisa membantu intervensi dalam bidang ekonomi.
Kami melihat di paroki-paroki ada banyak geliat ekonomi terkait usaha-usaha
kuliner atau pangan lokal. Dikaitkan dengan Labuan Bajo sebagai Kota Pariwisata
Super Premium, tentu ini peluang yang sangat besar. Bagaimana para pelaku UMKM
yang selama ini ada di paroki-paroki bisa mengambil bagian dalam kegiatan
pariwisata di Labuan Bajo dan Ruteng,” kata Erlan.
Dalam pengamatan intens PUKAT, lanjut
Erlan, para pelaku UMKM ini, tidak bisa langsung memasarkan produk mereka di
Labuan Bajo, karena sejumlah persyaratan yang diminta para pelaku pariwisata (pasar)
belum bisa terpenuhi, termasuk produk bersertikat PIRT dan ijin edar. “Umat
kita, melalui UMKM mampu membuat olahan pangan lokal (kuliner) tapi, terkendala
pada tuntutan pemasaran. Kami lalu mengkoordinasi dengan Dinas Kesehatan yang
memiliki bidang atau tupoksinya dan mengawal
proses-proses yang diperlukan sampai menerbitkan surat rekomendasi untuk
penerbitan surat ijin PIRT itu,” kata Erlan.
Ia menambahkan, PUKAT mendukung para
pelaku UMKM yang ada di Keuskupan Ruteng, dimulai dengan 7 paroki dalam Kota
Ruteng, melalui Pelatihan Sertifikasi PIRT ini, agar nantinya produk-produk
mereka bisa memenuhi standar dan bisa masuk dalam pasar pariwisata (toko,
retail, mart dan swalayan) secara
lebih baik dan menjanjikan di masa mendatang.
“Dengan bisa masuk ke pasar yang lebih menjanjikan, maka otomatis akan ada peluang untuk peningkatan produksi, produk-produk mereka lebih dikenal secara luas dan dampaknya akan terjadi peningkatan kesejahteraan, yang menjadi tujuan akhir kami dari PUKAT mengintervensi dalam bentuk kegiatan seperti ini,” jelas Erlan.
Suasana saat Nampak para peserta yakni pegiat UMKM serius dan antusias mengikuti berbagai sesi pembahasan materi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai di Aula Santu Yosep, Katedral Ruteng.
Bulan depan, tepatnya 13 Agustus 2023,
PUKAT Keuskupan Ruteng berulang tahun pertama. Berbagai kegiatan aksi nyata
untuk mendukung Tahun Pastoral Ekonomi Berkelanjutan yang Sejahtera, Adil dan
Ekologis (SAE) terus dilakukan. Belum lama ini, PUKAT juga telah mengadakan
kegiatan sosial memberikan bantuan ternak (anakan) babi sebanyak 12 ekor, 2 anakan
babi jantan dan 10 betina guna mendukung program babi bergulir di Paroki Sita.
“Terang
Baru” Bagi Pegiat UMKM
Pada pelatihan ini, pelaku UMKM dari 7 paroki sekota Ruteng dibekali berbagai pengetahuan yang penting untuk mereka ketahui agar menjadi bekal dalam mengembangkan UMKM bisa bersaing di pasar pariwisata lokal, regional, nasional bahkan global. Mereka datang dari berbagai jenis usaha produksi kuliner, seperti aneka kopi, kue kering, berbagai jenis olahan snack, sambal, minuman, salad buah juga sorgum cake.
Lima orang pemateri dari lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai dihadirkan untuk memberi 5 materi dari pagi hingga sore hari, yakni Kepala Dinas Kesehatan Manggarai, drg. Bartholomeus Hermopan, Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan, Theresia M. A Gandi, SI. Kom, Administrasi Kesehatan, Marieta Nggame, S.Si, Apt, Staf Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK), Merici Tasia De Rema,Add. Farm dan Staf Bidang SDK, Maksimilianus A. Temong, S. Farm.
Salah seorang pemateri dari Dinas Kesehatan Kabup[aten Manggarai saat menyampaikan presentasinya kepada para peserta pegiat UMKM yang datang dari 7 paroki dalam Kota Ruteng dalam Sertifikasi PIRT yang diadakan di Aula Santu Yosep Katedral.
Sementara, 5 materi yang digumuli para peserta, pelaku UMKM dari 7 paroki tersebut, yakni Peraturan Perundang-Undangan Pangan, Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPOB-IRT), Higiene dan Sanitasi, Bahan Tambahan Pangan (BTP), Pengemasan Produk- Label Pangan dan Panduan Pengajuan SPP-IRT Melalui OSS RBA.
Suasana pelaksananaan Post Test pada sore hari menjelang malam yang dilakukan oleh tim pemateri dari Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai untuk mengukur tingkat pemahaman peserta pelatihan di Aula Santu Yosep, Katedral Ruteng.
Dalam kegiatan Pelatihan ini, juga
disertakan dengan sesi Pre Test dan Post Test yang mengukur pemahaman para
pelaku UMKM tentang bidang yang digelutinya, juga sesi tanya-jawab yang membuka
kesempatan bagi para peserta mendialogkan berbagai pengalaman praktis dan
kendala serta harapan mereka dalam menjalankan UMKM. Di akhir kegiatan, semua
peserta mengikuti acara pembagian Sertifikat PIRT dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Manggarai yang sudah bisa mereka gunakan untuk melengkapi dokumen
mengajukan proses ijin PIRT dan Ijin Edar produk UMKM.
Acara penyerahan Sertifikat PIRT bagi para peserta pegiat UMKM yang mengikuti Pelatihan Sertifikasi PIRT yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai bekerja sama dengan PUKAT Keuskupan Ruteng.
Salah seorang peserta pelatihan, Sr, Gabriella,
RGS, dari Komunitas Susteran Gembala Baik, Paroki Kumba, menjawab media ini,
mengatakan, 3 jenis produk kopi (Juria, Arabika dan Yellow Katura) yang selama
ini dipasarkan oleh Komunitas UMKM di Gembala Baik hingga kini masih terkendala
dalam jaringan pemasaran yang lebih luas karena belum memiliki PIRT.
“Dulu pengurusan ijin atau nomor PIRT
rumit, sekarang, dengan adanya pelatihan ini, kami sudah siap mengurus untuk
pendaftaran mendapatkan PIRT dan ijin edar Kopi Gembala Baik. Saya merasa
senang karena sekarang, melalui pelatihan ini, sudah ada gerakan bersama dari
Keuskupan melalui PUKAT. Ini tanda baik, karena misalnya, Gembala Baik, sudah
terkenal, orang datang dari mana-mana membeli oleh-oleh khas Manggarai, tapi
hanya kendala PIRT. Hari ini saya bangga karna apa yang selama ini menjadi
keprihatinan bersama, terjawab sudah, kami dibantu untuk memulai proses
mendapatkan PIRT,” kata Sr. Gabriella.
Melalui pelatihan guna mendapatkan
Sertifikat PIRT dan selanjutnya dipakai untuk mengurus dokumen untuk
mendapatkan nomor PIRT dan ijin edar, lanjut Sr. Gabriella, hal ini merupakan
“terang baru” yang sudah lama ditunggu oleh para pelaku UMKM karena akan
terbuka pemasaran yang lebih luas dan bisa tembus pasar yang menjanjikan, salah
satunya di Labuan Bajo, negeri para pelancong yang telah mendunia.