SETIAP tanggal 29 Juni dirayakan sebagai Hari Keluarga Nasional. Sebuah momentum yang mengajak semua orang kembali merefleksikan arti penting keluarga di tengah tantangan, harapan dan peluang membangun bangsa dan negara. Keluarga menjadi fondasi lahirnya masyarakat bangsa yang kokoh, karena dari keluarga ketertiban, kemajuan dan pelestarian nilai-nilai hidup bemasyarakat terbentuk.
KATEDRALRUTENG.ORG β Ketua
Komisi Keluarga Keuskupan Ruteng, RD Blasius Harmin memimpin Perayaan Ekaristi perayaan
Hari Keluarga Nasional ke-31 di Gereja Santa Maria Diangkat ke Surga dan Santu
Yosep β Katedral Ruteng, Minggu, 30 Juni 2024 pagi. Pada Misa ke-3 yang dimulai
pukul 10.00 tersebut, dihadiri ribuan umat dan dimeriahkan oleh koor para staf
Penyuluh Keluarga Berencana (KB) pada Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Kabupaten Manggarai.
Hari Keluarga Nasional yang jatuh setiap tanggal 29 Juni memiliki makna yang penting bagi semua masyarakat Indonesia. Peringatan ini bertujuan untuk merenungkan kembali arti penting keluarga sebagai fondasi kokoh dalam membangun bangsa yang sejahtera dan tangguh. Keluarga dianggap sebagai institusi fundamental yang menanamkan nilai-nilai moral, karakter dan budi pekerti yang luhur dan positif kepada anggota keluarga dan masyarakat pada umumnya.
Anggota koor yang beranggotakan para staf penyuluh Keluarga Berencana (KB) pada Dinas P2KB Kabupaten Manggarai berfoto bersama dengan Ketua Komisi Keluarga Keuskupan Ruteng, RD Blasius Harmin seusai Misa perayaan Hari Keluarga Nasional ke-31 yang diadakan di Gereja Katedral Ruteng pukul 10.00, Minggu, 30 Juni 2024. (Foto : Ist)
Tahun 2024 ini, Hari Keluarga
Nasional mengusung tema βKeluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas.β Dalam
pesan homilinya, RD Blasius menuturkan, tema ini selaras dengan penekanan akan
pentingnya keluarga yang berkualitas dalam menjadikan Indonesia sebagai negara
yang gemilang. βPeringatan ini juga menandai momen untuk merayakan serta meningkatkan
kesadaran akan peran keluarga dalam membangun fondasi yang kuat bagi kemajuan
bangsa,β ujarnya.
RD Blasius juga mengatakan, dalam konteks Keuskupan Ruteng, di mana persoalan kemiskinan, termasuk masih tingginya angka kematian ibu dan bayi baru lahir serta stunting masih menjadi keprihatinan kita bersama. Selain itu, lanjut dia, masih ada pasangan yang hidup bersama tanpa nikah, kehamilan yang tidak direncanakan dan ancaman perceraian menjadi catatan lain yang mewarnai perayaan Hari Keluarga Nasional dan membutuhkan keterlibatan semua pihak dalam mengatasinya.
Para petugas liturgi dan Misdinar berfoto bersama Ketua Komisi Keluarga Keuskupan Ruteng, RD Blasius Harmin pada Misa ke-3 yang digelar mulai pukul 10.00, Minggu, 30 Juni 2024. Misa ini menjadi perayaan Hari Keluarga Nasional ke-31 dan dihadiri lebih dari seribu umat. (Foto : Ist)
βIni menjadi pekerjaan rumah
atau PR bagi pemerintah bekerja sama dengan gereja dan komunitas-komunitas
pemerhati keluarga termasuk organisasi non-pemerintah yang konsen mengambil
bagian dalam kerja-kerja kolaboratif ini. Kiranya Hari Keluarga Nasional
menjadi momentum untuk kita semua menyadari kembali arti penting keluarga di
tengah berbagai tantangan zaman dan harapan menyongsong Indonesia Emas,β
ujar RD Blasius yang juga sebagai Pastor Rekan di Paroki Katedral Ruteng. (Jimmy Carvallo | Pewarta KOMSOS Paroki Katedral Ruteng)