KEUSKUPAN Ruteng telah mencanangkan tahun 2025 sebagai Tahun Pastoral Ekaristi Transformatif. Sidang Pastoral yang digelar 6-10 Januari 2025 di Rumah Retret Biara Putri-Putri Karmel – Wae Lengkas Ruteng telah menyepakati 45 butir reksa pastoral. Berbagai program unggulan akan menghiasi setahun peziarahan umat di semua paroki.
KATEDRALRUTENG.ORG – Ada yang berbeda dari pelaksanan
Sidang Pastoral Post Natal kali ini. Setelah dilakukan pemekaran Keuskupan
Labuan Bajo, untuk pertama kalinya sidang dihadiri utusan dari 61 paroki yang
menjadi bagian dari Keuskupan Ruteng. Bersama Uskup Ruteng, Mgr Siprianus
Hormat, Dewan Kuria, para Ketua Komisi, hadir lengkap pula semua Pastor Paroki, Vikaris
Parokial, pengurus DPP-DKP, Pimpinan Kongregasi, Lembaga dan Biara.
Dalam
spirit Episkopal Omnia in Carittate, selama 5 hari, sebanyak 190 pelayan
pastoral tersebut selain melihat bersama jejak kesuksesan pelaksanan Tahun
Pastoral Ekologi Integral (HPS) juga mendalami dan mendiskusikan berbagai
program yang akan dilaksanakan dalam Tahun Ekaristi Transformatif ini. Sidang
juga menghadirkan pembicara, di antaranya Prof. Dr. Emanuel Martasudjita, Pr,
Guru Besar bidang teologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Direktur Pusat Pastoral (PusPas) Keuskupan Ruteng, RD Dr. Martin Chen ditemui media ini setelah pelaksanaan Sidang Pastoral Post Natal Tahun Pastoral 2025 ‘Ekaristi Transformatif’ menuturkan, tahun ini Ekaristi menjadi fokus program di Keuskupan Ruteng dan diharapkan Ekaristi tidak hanya perayaan liturgi semata tetapi juga harus membentuk iman kristiani dan Gereja.
Suasana saat digelarnya Sidang Pastoral Post Natal Tahun Pastoral 2025 Ekaristi Transformatif "Sumber dan Puncak Kehidupan Gereja" yang diadakan di Rumah Retret Maria Bunda Karmel - Wae Lengkas, Ruteng, 6-10 Januari 2025. Di hari terakhir sidang dilangsungkan Misa Natal dan Tahun Baru Bersama sekaligus launching Tahun Pastoral Ekaristi Transformatif di Rumah Keuskupan Ruteng di Leda. (Foto : KATEDRALRUTENG.ORG)
“Konsili
Vatikan II menyebut Ekaristi sebagai sumber dan puncak hidup Gereja. Karena
itu, fokus kita sebenarnya seluruh hidup Gereja yang mengalir dari Ekaristi.
Maka, misalnya kalau fokusnya di liturgi, bagaimana agar Liturgi Ekaristi semakin
dirayakan dengan khidmat, penuh sukacita dan orang merasakan belaskasih dan
cinta Allah. Orang tidak datang mengikuti misa hanya karena rutinitas tetapi melalui
perayaan itu, dia menemukan bahwa Tuhan mencintai dan bisa menjalani
keseharian hidup dalam kekuatan cintaNya. Itulah Ekaristi,” kata RD Martin.
Imam
yang pernah berkarya sebagai Vikaris Parokial di Paroki Katedral ini
menambahkan, kekayaan Liturgi Ekaristi juga harus dibagi dalam pewartaan,
sehingga berbagai katekese harus digalakkan di semua paroki untuk mengungkapkan
kekayaan misteri Ekaristi. Ia mengutip Paus Benediktus XVI yang mengatakan
bahwa Kristus bukan hanya dikonsumsi atau disantap untuk diri sendiri tetapi
harus dibagikan kepada orang lain.
“Persis kalau kita membagi komuni. Karena itu, Ekaristi berdimensi sosial. Maka, dalam Tahun Pastoral Ekaristi Transformatif ini, kita juga harus bergerak untuk menggalakkan Ekaristi sosial dengan pelbagai macam gerakan karitatif, membantu sesama yang mengalami kesulitan, juga merayakan Ekaristi dengan kelompok rentan. Tentu juga dengan melanjutkan program-program ekologi tahun lalu,” ujarnya.
Direktur Pusat Pastoral (PusPas) Keuskupan Ruteng, RD Dr. Martin Chen saat menyampaikan materi di Sidang Pastoral Post Natal 2025 di Rumah Retret Maria Bunda Karmel Wae Lengkas Ruteng. Ia berpesan agar dalam Tahun Ekaristi Transformatif ini, umat semakin menggalakkan Ekaristi sosial dengan berbagai gerakan karitatif, berbagi dan membantu sesama yang berkekurangan. (Foto : KATEDRALRUTENG.ORG)
RD
Martin berharap, berbagai kegiatan ekologi yang selama ini sudah dibuat di
paroki-paroki, semakin berkembang intensif karena Ekaristi juga berarti kita
manusia bersama seluruh ciptaan sungguh-sungguh terlibat untuk memuji dan
memuliakan Allah. “Kristus bukan hanya menebus manusia, tetapi Dia juga
membebaskan dan mengantar seluruh ciptaan ini kembali kepada asalnya menuju langit
dan bumi yang baru. Hal ini harus tampak juga dalam kegiatan ekologi,”
tambahnya.
Ia menekankan bahwa fokus Ekaristi yang mau dilakukan dalam tahun 2025 ini yakni Ekaristi yang merangkul seluruh hidup Gereja. Dalam tahun Ekaristi Transformatif ini, lanjut RD Martin, semua orang bersyukur dan bersukacita menemukan lagi kekayaan Ekaristi atau dengan kata lain menemukan kembali Kristus yang hadir dalam Ekaristi dan bagaimana Kristus Ekaristi ini dibawa dalam hidup sehari-hari.
“Kita
berharap, paroki-paroki sungguh-sungguh mewartakan ini dan merayakan misteri kehadiran
Kristus ini sehingga umat dalam kehidupan yang duniawi atau yang fana ini,
sungguh dikuatkan oleh Roti Surgawi dan umat terarah dalam menemukan kebahagiaannya
yang sempurna dan sejati dalam perjumpaan dengan Allah,” ucap RD Martin. (Jimmy
Carvallo)