Surat Gembala Natal 2022 Uskup Ruteng

“Pulanglah mereka Ke negerinya melalui jalan lain” (Mat. 2:12). Demikianlah tiga orang bijak dari imur dengan penuh sukacita kembali ke negerinya setelah berjumpa dengan sang bayi Betlehem

Para imam, biarawan/i, dan seluruh umat Allah Keuskupan Ruteng yang dikasihi Tuhan!

“Pulanglah mereka Ke negerinya melalui jalan lain” (Mat. 2:12). Demikianlah tiga orang bijak dari imur dengan penuh sukacita kembali ke negerinya setelah berjumpa dengan sang bayi Betlehem. Kerinduan mendalam mereka akan kebahagiaan dan keselamatan yang sejati terpenuhi dalam perjumpaan dengan bayi Yesus. Ziarah manusiawi penuh liku yang melelahkan kini memperoleh dahaga ilahi yang menyegarkan dan menggembirakan. Putera Allah menjadi manusia ini sungguh-sungguh Mesias yang memancarkan kemuliaan Allah di tempat yang mahatinggi dan mencurahkan damai sejahtera ke tengah-tengah bumi yang gersang (Luk. 2:14). Segera mereka sujud menyembah dan mempersembahkan kepada-Nya: emas, kemenyan dan mur. Harta benda berharga dan semerbak mewangi: lambang persembahan yang total dan utuh, diri manusiawi yang rapuh dan lemah, tetapi kini diresapi oleh keagungan dan kerahiman cinta ilahi.

Namun tiga majus dari timur ini tidaklah boleh terbuai dan merasa nyaman-mapan oleh aura kenikmatan Betlehem. Perjumpaan penuh sukacita dan pengalaman cinta dengan Sang Bayi Betlehem harus dibagikan kepada yang lain. Communio natal mesti menjadi mission natal. Persekutuan natal adalah sekaligus perutusan. Maka dari itu pulanglah mereka ke negerinya. Mereka kembali untuk mewartakan sang Mesias ke dalam kehidupan sehari-hari. Ini juga merupakan sebuah simbol yang sangat bermakna untuk kita yang merayakan sukacita natal. Gegap gempita perayaan natal tidaklah boleh berakhir dengan kidung Gloria di dalam Gereja, juga tidaklah sekedar semarak dalam lampu dan pohon natal yang juita. Tetapi sukacita natal baru berarti bila meresapi hati kita dan menggerakkan diri kita untuk menjadi pewarta damai dan kerahiman Allah ke tengah-tengah kehidupan yang nyata.

Persis itulah makna narasi injil Matius yang mengungkapkan bahwa para Majus itu pulang ke negerinya melalui “jalan lain”. Konferensi Wali Gereja Indonesia dalam pesan natal 2022 mengajak kita untuk memahami frasa singkat “jalan lain” secara rohani. Hal ini berarti bahwa setelah berjumpa dengan bayi natal, orang tidak lagi menjalani hidup dengan cara yang lama tetapi dengan cara yang baru. Orang menjadi manusia baru, pribadi natal. Kita diajak untuk menemukan jalan baru dan kreatif untuk mewartakan kasih-Nya kepada sesama dan seluruh makhluk ciptaan.

Para imam, biarawan/i, dan seluruh umat Allah Keuskupan Ruteng yang dikasihi Tuhan!

“Jalan lain”, jalan baru berpastoral dalam tuntunan Roh Allah. Itulah yang dalam tahun 2022 ini telah kita tapaki bersama melalui program pastoral Pariwisata Holistik. Kita telah merancang sebuah pola pastoral yang kontekstual, yakni bertolak dari kebutuhan dan kerinduan umat. Kita juga telah bahu membahu untuk mewujudkan gerekan pariwisata yang integral, yang meliputi pelbagai aspek dan melibatkan semua pihak. Di mana-mana situs wisata rohani dibangun dan dipugar indah. Di setiap sudut tanah Nuca Lale prosesi religius Bunda Maria berarak meriah dan mulia. Di setiap Paroki, kelompok ekonomi umat (UMKM) dan seni budaya lokal berkembang inovatif-kreatif. Di berbagai tempat, bertumbuh wisata alam demi kesejahteraan umat sekaligus demi keagungan Sang Khalik. Melalui festival Golo Koe Labuan Bajo, Festival Golo Curu Ruteng, perayaan hari pariwisata Internasional Rekas dan berbagai event di paroki-paroki, kita berhasil mewujudkan pariwisata di tanah Congka Sae ini yang semakin berpartisipasi, berbudaya dan berkelanjutan. Pariwisata bukanlah milik sekelompok orang berduit, melainkan milik kita semua. Pariwisata mesti semakin membentuk persekutuan(Communio) umat Allah Manggarai yang inklusif. Pariwisata juga bukan sekedar petualangan indah di muka bumi, melainkan mesti menjadi Ziarah untuk mengendus jejak Allah dalam sukacita perjumpaan antarmanusia, kultur dan alam ciptaan.

Dalam tahun 2023, kita ingin terus melanjutkan pastoral yang sungguh bergumul dalam “suka duka, harapan dan kecemasan manusia zaman ini” (GS,1). Karena itu fokus program pastoral kita adalah Ekonomi Berkelanjutan. Gerakan pastoral ini akan diusung dalam motto ” Ekonomi SAE : Sejahtera, Adil dan Ekologis”. Seluruh usaha ekonomi mesti terarah kepada kesejahteraan masyarakat (bonum commune). Di sini masyarakat tidak hanya menjadi penikmat hasil ekonomi tetapi juga menjadi pelaku ekonomi yang inovatif dan kreatif. Oleh sebab itu semua kegiatan ekonomi dari hulu ke hilir, dari permodalan, produksi, pemasaran sampai dengan konsumsi mesti turut didesain, dilaksanakan dan dikendalikan oleh warga masyarakat sendiri. Namun kesejahteraan ekonomi untuk semua terwujud bila terjadi distribusi yang merata, dan semua orang khususnya yang lemah dan sengsara memperoleh akses dan dorongan untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi. Ekonomi sejahtera terjadi bila sekaligus berkeadilan. lebih dari itu segala usaha untuk mengelola dan memanfaatkan alam demi kesejahteraan ekonomi mesti sekaligus dibarengi oleh upaya perawatan dan pelestarian lingkungan. Hanya ekonomi yang ekologis (Green economy) itulah yang menjamin pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sekaligus bermanfaat untuk anak-cucu di masa depan.

Para imam, biarawan/i, dan seluruh umat Keuskupan Ruteng yang dikasihi Tuhan!

Paus Fransiskus mengajak kita semua untuk berjalan bersama sebagai satu persekutuan umat Allah, satu Gereja Yesus Kristus. Kita perlu bersinode, berziarah bersama di muka bumi ini dalam tuntunan Roh Allah. Gereja sinodal ini dimulai dari hal yang sederhana, ketika kita saling mendengar, menghargai dan melengkapi satu sama lain. Gereja sinodal terungkap ketika, klerus dan awam bersama-sama mendengar Sabda Allah, merayakannya dalam ibadat san Ekaristi serta mewujudkannya dalam perbuatan cinta kasih sehari-hari. Sinode terwujud, ketika semua orang khususnya yang lemah, rentan, terpinggirkan, sengsara dan berdosa merasakan bela rasa, pengampunan dan persaudaraan dalam pangkuan Bunda Gereja.

Dokumen Tahap Kontinetal sebagai persiapan Sinode Universal 2023-2024 mangajak kita semua untuk “melapangkan tempat kemah” (Enlarge the space of your tent) (Yes 54:2). Marilah kita membiarkan kemah gerejawi kita, persekutuan umat Allah kita terbuka lebar-lebar bagi semua orang, khususnya merangkul mereka yang selama ini terpinggirkan, dan tersingkirkan oleh masyarakat maupun oleh praktek-praktek pastoral kita. Terutama mari kita membiarkan kemah kehidupan Gereja tersingkap luas bagi kehadiran dan gerakan Rih Allah. Dalam peristiwa natal, Kristus telah menjadi manusia dan “mendirikan kemah di antara kita” (Yoh. 1:14). Kemah itu adalah Gereja, adalah kita. Mari kita sambut kelahiran-Nya dengan penuh sukacita. Mari kita rayakan kehadiran-Nya dalam kehidupan ini. Mari kita dibaharui oleh-Nya, sehingga kita dapat menjadi pewarta damai sejahtera di tanah Nuca Lale, bumi Manggarai Raya tercinta.

Selamat merayakan natal 2022 dan Tahun Baru 2023

Ruteng, 12 Desember 2022
Uskupmu
Mgr. Siprianus Hormat

LINK TERKAIT