Kekerasan tidak seharusnya dibalas dengan kekerasan. Untuk memadamkan api bukan dengan api, melainkan dengan air. Prinsip kehidupan seperti itulah yang hendak dipraktikkan Yakobus dan Yohanes terhadap orang-orang Samaria yang dianggap menghambat dan menghalangi perjalanan Yesus menuju Yerusalem.
Pekan Biasa XXVI
Bacaan Pertama: Zakharia 8:20-23
Mazmur Tanggapan: Mazmur 87:1-3.4-5.6-7
Bacaan Injil: Lukas 9:51-56
Banyak bangsa akan datang mencari Tuhan di Yerusalem.
Beginilah sabda Tuhan semesta alam, "Bangsa-bangsa dan penduduk banyak kota masih akan datang. Penduduk kota yang satu akan pergi kepada penduduk kota yang lain dan mengatakan, 'Marilah kita pergi untuk melunakkan hati Tuhan dan mencari Tuhan semesta alam!' Kami pun akan pergi! Jadi bangsa dan suku bangsa yang kuat akan datang mencari Tuhan semesta alam di Yerusalem dan melunakkan hati Tuhan." Beginilah sabda Tuhan semesta alam, "pada waktu itu sepuluh orang dari berbagai bangsa dan bahasa akan memegang kuat-kuat punca jubah seorang Yahudi dengan berkata, "Kami mau pergi menyertai kamu, sebab kami telah mendengar bahwa Allah menyertai kamu'!"
Demikianlah Sabda Tuhan.
Ref. Allah beserta kita.
Yesus mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem.
Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke surga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem, dan Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya. Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: "Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?" Akan tetapi Ia berpaling dan menegur mereka. Lalu mereka pergi ke desa yang lain.
Demikianlah Injil Tuhan.
Kekerasan tidak seharusnya dibalas dengan kekerasan. Untuk memadamkan api bukan dengan api, melainkan dengan air. Prinsip kehidupan seperti itulah yang hendak dipraktikkan Yakobus dan Yohanes terhadap orang-orang Samaria yang dianggap menghambat dan menghalangi perjalanan Yesus menuju Yerusalem. Orang-orang Samaria menolak kehadiran Yesus yang mau melewati desa mereka. Yakobus dan Yohanes bermaksud membalas perbuatan orang-orang Samaria tersebut.
Namun, Yesus tidak menyetujui tindakan mereka, bahkan Yesus menegur mereka. Yesus tidak pernah memperbolehkan para murid-Nya menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan persoalan. Dalam situasi yang sesulit apa pun, para murid harus tetap mengedepankan kasih dan kelembutan.
Penolakan merupakan salah satu pengalaman yang menyakitkan kehidupan kita. Pengalaman ditolak dapat membuat kita kecewa, marah, dan benci. Meski demikian, pengalaman pahit seperti itu tidak boleh melunturkan kebaikan hati kita. Penolakan hendaknya kita terima sebagai ujian atas iman kita. Mengikuti Yesus berarti mengikuti penderitaan dan kematian-Nya. Kita tidak boleh membalas kejahatan dengan kekerasan.
Allah Bapa kami, yang mahakuasa, Yesus Putra-Mu terkasih mengajak kami untuk mengikuti-Nya tanpa menengok apa yang telah lalu. Buatlah kami pantas bagi kerajaan-Mu, sehingga kami bersedia dan dengan setia mengikuti panggilan-Mu serta melaksanakan sabda-Mu. Amin.