Kita bisa belajar dari teladan keluarga Matatias. “Namun aku serta anak-anak dan kaum kerabatku terus hendak hidup menurut perjanjian nenek moyang kami” (1Mak. 2:20). Matatias adalah seorang yang benar di hadapan Allah. Ia adalah seorang yang setia kepada Allah dan memiliki ketetapan hati. Ia tahu tujuan dan arah hidupnya.
Zakheus adalah seorang Yahudi yang bekerja sebagai pemungut cukai untuk Kekaisaran Roma. Ia memungut pajak dari orang sebangsanya dan mengirimkan ke Roma. Ia tidak saja berperan sebagai pemungut cukai, tetapi juga sebagai kepala pemungut cukai di Yerikho.
Kitab Suci sering kali menggambarkan bahwa para anak yatim, janda, dan orang asing mendapat perhatian khusus dari Tuhan. Bahkan, pemazmur menyebut Allah sebagai Bapa bagi anak yatim dan pelindung bagi para janda, sebab mereka adalah orang yang tidak memiliki apa-apa dalam hidupnya.
Buta adalah ketidakmampuan seseorang untuk melihat apa pun, bahkan untuk melihat cahaya. Ada yang mengalami buta sebagian, yaitu memiliki penglihatan yang terbatas. Ada pula yang mengalami buta secara total. Dia tidak dapat melihat sama sekali.
Hari Tuhan akan tiba dengan segera. Namun, kita tidak tahu. Berjaga-jaga dan bersiagalah! Itulah yang penting dilakukan. Segala gaya hidup yang serakah, yang hanya mementingkan kenikmatan duniawi, membawa kita pada kutukan kekal.
Bacaan-bacaan pada hari ini berbicara mengenai dua hal yang berbeda, tetapi memiliki ciri yang hampir sama. Kitab Kebijaksaanaan menggambarkan suatu pantulan cahaya kekal sebagai gambaran kebaikan Allah yang tak akan terkalahkan oleh kejahatan.